Selasa, 10 Juli 2018

ROMANTIKA CINTA

KEEGOISAN

 Suaranya selalu diharapkan
Hanyalah kata dan suara yang meneduhkan
Malam-malam merindukan sapaan
Nyatanya keegoisan
Saling menyalahkan
Kepekaan tak ada aturan

Menghadirkan sebuah pertanyaan
Hubungan betulan atau permainan?
Logika kebingungan, permintaan maaf menjadi beban
Cinta memang bisa jadi ketidakmengertian
Pepesan kosong saja dipermasalahkan
Seakan sudah pasti itu terbaik dari Tuhan

Harapan diberikan jalan
agar hati tak kacau tidak karuan
Keegoisan jadi tantangan dalam hubungan
Tergoyahkan
Atur pondasi wahai Pangeran!
Agar tak tersambar duluan
Ataukah sampai di sinikah perjuangan?
Seperti yang lain bersliweran?
Merenung sendirian butuh ketenangan
Akan di bawa kemanakah hubungan?
Tanyakan saja pada Tuhan!
(Indramayu, 27 September 2018)


 DIAKAH?

Diakah penggantimu?
Lelaki abstrak nan semu
Belum pernah bertemu
Namun rasa membekas rindu

Diakah penggantimu,
Nahkodaku...
Hati terisi lagi
Nyaman dibuatnya
walau ia lelaki biasa
entah apa empunya
Dibuatnya percaya
datangnya cinta

Wahai penikmat rasa
Seperti kembali sempurna
Kesekian kali membencinya
Berkali-kali kecewa
Kini dibuai kepayang hadirnya
Semoga, senantiasa Tuhan menjaga
Terima kasih cinta, hadirnya kembali pada tempatnya
(Indramayu, 14 September 2018)



DIAKAH SANG RAHASIA?

Sang rahasia tiba datang menyapa
tak di sangka...
tak dinyana...
Masih adakah rasa yang tersisa?
sementara yang pertama masih merajai jiwa

Duhai cinta...
Diakah Sang rahasia?
menjanjikan pesan
tanpa pertemuan
mengungkapkan rasa
tanpa menatap kerlingan mata

Dari mana ada rasa?
sementara tak saling berjumpa
Abstrak...
Dunia maya menguasai manusia

Duhai cinta...
inikah titik kepastian?
Seakan tak percayai hilir mudik datang berseliweran




HARAPAN KEPALSUAN

Harapan mencinta dihancurkan kepalsuan
Bualan lelaki seakan tak asing lagi
janji-janji majal menusuk telinga
wanita mabuk di buatnya
Sungguh membenci...
Janji... Janji... merasuki pikiran
Tanpa pembuktian
Tiada kepastian

Kalimat manis tak lagi terbuai
tak lagi terbang melayang
Bak anak gadis mencinta pertama

Adakah sebuah harapan?
Adakah kategori lelaki idaman?
Harapan hanyalah harapan
Yang di terima hanyalah pesan
kini sosoknya hilang tertelan


KEKASIH DUNIA MAYA

Setiap menit menyapa
Setiap waktu mengatakan cinta
Entah dari mana asalnya rasa
Tanpa tahu muka
Bahkan wujud aslinya
Kekasih dunia maya
Bak suasana sandiwara
Teman sepi belaka
Tak tahu setia
mendua...
atau hanya cadangan belaka

Kekasih dunia maya
menjanjikan sedemikian rupa
Tanpa tahu arah ke mana pada akhirnya
Atau mungkin hanya bualan belaka?

Kekasih dunia maya
Katanya hari berwarna
sejak di kirim pesan cinta
Hanya sekedar kata-kata
Membuat terbang ke angkasa

Kekasih dunia maya
tanpa tahu rupa
ia hanya bayangan belaka


RASA

Rasa, bertahan pada seutas harapan
Setia pada sebuah kata
Janjinya merasuk relung jiwa
seakan percaya begitu saja
entah tak tahu sebuah kenyataan
Masa depan hanya jalan Tuhan

Ah, rasa... tiada habisnya pada manusia
Cinta, rindu, benci, suka, duka bermacam rupa
Sulit sirna, tak bisa terpisahkan

Andai rasa bisa dicapai secepat kilat
sepertinya tak ada hampa
Pejuang rasa, andai jalan Tuhan berbeda
Sang pejuang rasa harus siap siaga
(Indramayu, 13 September 2018)

HARAPAN

Sebuah harapan terkadang membingungkan
Harapan terkadang menyakitkan
Membahagiakan kala tercapainya tujuan
Kecewa kala tak sesuai kenyataan
Harapan manusia tak sesuai janji Tuhan
Berujung kekecewaan
Digantungkan pada sebuah harapan

Merana dalam kesepian
Pengorbanan disia-siakan
Alur yang tak karuan
Harapan... di buat mabuk kepayang
lalu, terhempas ke dasar lautan
Tenggelam...
(Indramayu, 12 September 2018)

RESAH

Resah tiada habisnya
kata-kata seperti tak ada
terbungkam dalam pikiran
egoisme merajai jiwa
Bak racun jingga yang sulit sirna
Semua karena cinta

Tak bisa di tebak akal pikiran
Bisa gila memabukan manusia
Benci terkadang
Bergulat dengan bawah alam sadar
Seperti orang kerdil tanpa pikiran

Mengapa manusia haus akan cinta
berkorban oleh satu kata
hati hancur karena cinta
Adakah aturan yang tertuang?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar