Kamis, 15 November 2018

PACARAN DUNIA MAYA



Pernahkah Anda pacaran di dunia maya? Di era zaman milenial seperti sekarang, banyak sekali menghalalkan segala cara. Seperti pacaran dunia maya mewabah sejak adanya media sosial yang makin canggih. Aneh memang. Sampai saya sering bertanya pada teman yang sering menjalin hubungan di dunia maya tanpa bertemu dengan seseorang. Hingga akhirnya saya greget ingin mengupas topik ini lewat Blog pribadi saya. Apa sih yang dirasakan menjalin hubungan lewat dunia maya? Samakah seperti jatuh cinta pada dunia nyata? Adakah perbedaan antara pacaran lewat dunia maya yang hanya mengatakan “sayang”, cinta hanya lewat chatingan telepon tanpa harus bertemu dengan wujud nyata seseorang. Terkadang saya merasa kasihan dengan seorang wanita “jatuh cinta” dengan tulus tapi hanya menjadi pelarian atau pelampiasan lelaki lewat dunia maya hingga menjadi korban. Mungkin tidak semua ya… hanya beberapa di antaranya. Ada salah satu teman yang sudah sering menjalin hubungan dunia maya, ketika si lelaki hari ini tidak ada kabar, ganti lelaki lain yang bisa di ajak chatingan hari ini. Sampai saya timbul pertanyaan. Sebenarnya menjalin hubungan dunia maya itu apakah hanya untuk pengusir sepi, atau mencintai dengan tulus? 
Lalu, apa sih yang didapatkan jika menjalin hubungan lewat dunia maya? Kepuasan indahnya di cintai, sebagai teman sepi dan ada pula yang katanya hanya ingin berfantasi. Mungkin hanya beberapa yang berhasil berawal pacaran dunia maya hingga ke jenjang pernikahan atau bisa di bilang menjalin hubungan dengan serius dan ada tujuan untuk membentuk suatu bahtera. Tapi hanya beberapa ya…
 


Coba deh, sekali-kali observasi dengan memakai logika ya bukan rasa. Hanya jatuh cinta pada dunia nyata saja yang cukup pakai rasa. Tapi jangan pakai rasa jika anda menjalin hubungan lewat dunia maya. Tapi rata-rata perempuan sulit ketika mencoba untuk memakai logikanya. Terkadang logika tak sejalan dengan rasa. Kalau sudah di tinggal tak ada kabar, baru nangis-nangis deh padahal belum tahu wujud nyatanya, hanya kalimat yang katanya “sayang” yang katanya “cinta”, hingga rayuan maut lelaki mengatakan “Kamu itu jodohku” jodohku darimana, bertemu juga belum. Lelaki yang semacam ini jangan percaya deh di dunia maya atau dunia nyata. Jika si lelaki ingin menjalin hubungan yang lebih serius pasti dia akan meminta restu pada kedua orang tua untuk menikahinya. 



Pacaran dunia maya, bisa jadi anda bukan satu-satunya yang menjadi target, bisa jadi anda target untuk menjadi selingkuhan, atau target berfantasi. Survei mengatakan bahwa “Pada Kongres Tahunan British Society of Psychology, Dr Monica Whitty mepresentasikan penelitian dari 245 mahasiswa di sebuah universitas Irlandia*. Hasil penelitian menunjukkan, 51 persen responden menganggap hubungan romantis di Internet tanpa pertemuan fisik sudah tergolong perselingkuhan.” (Palingseru.com).
Sebaiknya gunakanlah media sosial untuk sewajarnya saja, tidak untuk membohongi ataupun menyakiti. Jika jatuh cinta dengan seseorang lewat dunia maya ya sebaiknya selidiki sedetail-detailnya, jangan sampai tertipu hingga menggelontorkan rupiah, mengorbankan harga diri atau mengorbankan rasa. Pakailah logika, landaskan dengan agama.
 



Senin, 08 Oktober 2018

JANGAN MAIN-MAIN!

JANGAN MAIN-MAIN!
(dengan hati dan cinta)

Pernahkah anda jatuh cinta pada seseorang yang salah? Mungkin semua manusia merasakan satu kata itu "cinta". Jatuh cinta makna yang tidak bisa dipisahkan pada semua makhluk yang bernyawa dengan cara berbeda-beda. Ketika mengenal cinta otomatis hati juga merasa berbeda dari biasanya bukan? Awal pendekatan ada perhatian, malu-malu, berpikir diterima atau nggak, apakah jatuh cinta pada orang yang tepat ataukah pada orang yang salah, atau jatuh cinta pada orang yang menjerumuskan pada kemaksiatan? Naudzubillah... Jangan main-main!

Saat memutuskan untuk jatuh cinta, selalu siapkan satu tempat hati untuk sakit dan terluka, karena tidak menutup kemungkinan bahwa jatuh cinta pada orang yang salah pasti akan merasakan sakit bukan? Tapi jangan jadikan kegagalan dalam cinta itu menjadi trauma. Beranilah mencoba untuk jatuh cinta, karena ketika berhasil mungkin akan bahagia dan ini bisa di bilang jatuh cinta pada orang yang tepat. Jika di tengah jalan gagal, anda bisa belajar cara yang kurang tepat untuk menggapai kesempurnaan dalam cinta. Bisa di bilang cinta itu rumit, seperti mencari jarum dalam jerami. Ya, bisa jadi karena hati manusia itu berbeda-beda rasa. 
Apa yang anda lakukan jika mendapatkan cinta pada orang yang salah, ketika seseorang yang anda cintai PHP-in misalnya, kemudian anda berani memutuskan untuk tidak menjalin sebuah hubungan?  move on? cari yang baru? terpuruk terdiam tanpa tujuan? meratapi? 
Bangkitlah! Libatkan Allah. Setidaknya kegagalan itu adalah sebuah pembelajaran. Dalam hidup setidaknya merasakan jatuh dulu.

Cinta itu bisa membahagiakan tapi bisa juga menyakitkan, bisa menjadi obat pelipur lara, bisa juga menjadi penyakit akut. Karena cinta anda bisa mengerti beberapa hal dari seseorang yang dicintai (sifat, karakter, perilaku). Tapi cinta juga bisa menutup hati, meski disakiti masih saja bertahan, hingga tak masuk akal di luar logika, kehilangan akal pikiran. Mari jatuh cinta pada pikiran yang terbuka! Tidak ada yang salah dari satu kata namun manusianya yang terlalu berlebih untuk jatuh cinta pada seseorang sehingga logika dan hati tak sejalan ketika cinta itu datang.
Cinta itu indah jika memaknai dengan benar. Benar menata hati ketika cinta itu datang. Harus siap dengan segala kemungkinan-kemungkinan dalam hal jatuh cinta. Jatuh cinta beragam rasa beragam makna.
Jatuh cinta beragam cerita ada yang hanya mengusir rasa sepi, ada yang hanya pelampiasan, permainan, transitan. Cinta semacam ini lebih baik ditinggalkan untuk apa dipertahankan? Hempaskan! Bersihkan hati! Refresh!
Jatuh cinta berikutnya adalah di dasari dengan keseriusan, datang pedekate berjalan baik di awal, perlahan saling mengetahui sifat, karakter masing-masing yang tidak ada kecocokan, sering terjadi percek-cokan, keributan. Putuskan! berarti itu cinta yang tidak tepat untuk anda pertahankan. Masih banyak seseorang di luar sana yang lebih baik dan bisa saling menghargai. Siapkan saja hati untuk melupakan.
Nah, yang jarang mendapatkan adalah cinta saling melengkapi, ibarat botol dengan tutup, pas. Biasanya semacam ini kuat dan kokoh ketika diterjang angin. Di terpa masalah menyelesaikannya dengan kepala dingin, saling percaya satu sama lain, saling support, saling menerima segala kekurangan yang dimiliki, adem deh pokoknya.
Lalu, anda pilih cinta yang mana untuk teman hidup? Ingat! Jangan main-main! Hati itu sensitif, sekali cinta itu hadir bisa meluluhkan, ini biasanya pada lelaki yang jago merayu di awal hubungan, perlahan ketika sudah diterbangkan kemudian dihempaskan. Rayuannya belum tentu menyenangkan, itu hanya bualan. Jauhi! Jangan sampai tergoda pada lelaki hidung belang. Nanti hati anda akan sakit terlalu dalam ketika sudah tidak dibutuhkan.

Cinta memang ajaib, bisa datang dan pergi tanpa meminta. Dijanjikan sedemikian rupa perlahan dihempaskan tiba-tiba tanpa kepastian. Konsekuensi resiko jatuh cinta harus siap sedia menerima bahagia, duka, bahkan air mata, hingga berujung dendam kebencian. Namun jangan berlarut-larut karena cinta hanya titipan hati dari Tuhan. Untuk apa membuang waktu hanya untuk menangisi cinta pada orang yang tidak tepat.
Mungkin skenario dari Tuhan lebih indah. Kenali jatuh cinta itu dari sifat dan karakter, terutama tingkah lakunya. Jangan asal nemplok ke hati orang yang salah dan tidak mempunyai komitmen, ujungnya akan sakit. Sampai ada yang mengatakan bahwa hati itu brengsek tapi mungkin orangnya yang salah, masih memberikan pada cinta yang kurang tepat. Lebih baik tegaskan, jangan berhubungan lagi, berarti tidak memiliki komitmen untuk serius. Cuma terkadang si hati kalau dirayu sedikit bisa meleleh. Maka jadikanlah hati anda sekuat-kuatnya, terutama hati wanita yang mudah sekali baper, ke-ge'eran, kemudian tanpa tanggung jawab ditinggalkan, sedih kan?
 Jangan main-main! dengan cinta dan hati nanti anda bisa sakit! Mari temukan cinta sejati pada orang yang tepat, libatkan Tuhan dalam menemukan seseorang yang akan dicintai, berikan komitmen. Jatuh cintalah pada Tuhanmu dulu lalu baru antar umat.

SEMOGA BERMANFAAT

Selasa, 10 Juli 2018

ROMANTIKA CINTA

KEEGOISAN

 Suaranya selalu diharapkan
Hanyalah kata dan suara yang meneduhkan
Malam-malam merindukan sapaan
Nyatanya keegoisan
Saling menyalahkan
Kepekaan tak ada aturan

Menghadirkan sebuah pertanyaan
Hubungan betulan atau permainan?
Logika kebingungan, permintaan maaf menjadi beban
Cinta memang bisa jadi ketidakmengertian
Pepesan kosong saja dipermasalahkan
Seakan sudah pasti itu terbaik dari Tuhan

Harapan diberikan jalan
agar hati tak kacau tidak karuan
Keegoisan jadi tantangan dalam hubungan
Tergoyahkan
Atur pondasi wahai Pangeran!
Agar tak tersambar duluan
Ataukah sampai di sinikah perjuangan?
Seperti yang lain bersliweran?
Merenung sendirian butuh ketenangan
Akan di bawa kemanakah hubungan?
Tanyakan saja pada Tuhan!
(Indramayu, 27 September 2018)


 DIAKAH?

Diakah penggantimu?
Lelaki abstrak nan semu
Belum pernah bertemu
Namun rasa membekas rindu

Diakah penggantimu,
Nahkodaku...
Hati terisi lagi
Nyaman dibuatnya
walau ia lelaki biasa
entah apa empunya
Dibuatnya percaya
datangnya cinta

Wahai penikmat rasa
Seperti kembali sempurna
Kesekian kali membencinya
Berkali-kali kecewa
Kini dibuai kepayang hadirnya
Semoga, senantiasa Tuhan menjaga
Terima kasih cinta, hadirnya kembali pada tempatnya
(Indramayu, 14 September 2018)



DIAKAH SANG RAHASIA?

Sang rahasia tiba datang menyapa
tak di sangka...
tak dinyana...
Masih adakah rasa yang tersisa?
sementara yang pertama masih merajai jiwa

Duhai cinta...
Diakah Sang rahasia?
menjanjikan pesan
tanpa pertemuan
mengungkapkan rasa
tanpa menatap kerlingan mata

Dari mana ada rasa?
sementara tak saling berjumpa
Abstrak...
Dunia maya menguasai manusia

Duhai cinta...
inikah titik kepastian?
Seakan tak percayai hilir mudik datang berseliweran




HARAPAN KEPALSUAN

Harapan mencinta dihancurkan kepalsuan
Bualan lelaki seakan tak asing lagi
janji-janji majal menusuk telinga
wanita mabuk di buatnya
Sungguh membenci...
Janji... Janji... merasuki pikiran
Tanpa pembuktian
Tiada kepastian

Kalimat manis tak lagi terbuai
tak lagi terbang melayang
Bak anak gadis mencinta pertama

Adakah sebuah harapan?
Adakah kategori lelaki idaman?
Harapan hanyalah harapan
Yang di terima hanyalah pesan
kini sosoknya hilang tertelan


KEKASIH DUNIA MAYA

Setiap menit menyapa
Setiap waktu mengatakan cinta
Entah dari mana asalnya rasa
Tanpa tahu muka
Bahkan wujud aslinya
Kekasih dunia maya
Bak suasana sandiwara
Teman sepi belaka
Tak tahu setia
mendua...
atau hanya cadangan belaka

Kekasih dunia maya
menjanjikan sedemikian rupa
Tanpa tahu arah ke mana pada akhirnya
Atau mungkin hanya bualan belaka?

Kekasih dunia maya
Katanya hari berwarna
sejak di kirim pesan cinta
Hanya sekedar kata-kata
Membuat terbang ke angkasa

Kekasih dunia maya
tanpa tahu rupa
ia hanya bayangan belaka


RASA

Rasa, bertahan pada seutas harapan
Setia pada sebuah kata
Janjinya merasuk relung jiwa
seakan percaya begitu saja
entah tak tahu sebuah kenyataan
Masa depan hanya jalan Tuhan

Ah, rasa... tiada habisnya pada manusia
Cinta, rindu, benci, suka, duka bermacam rupa
Sulit sirna, tak bisa terpisahkan

Andai rasa bisa dicapai secepat kilat
sepertinya tak ada hampa
Pejuang rasa, andai jalan Tuhan berbeda
Sang pejuang rasa harus siap siaga
(Indramayu, 13 September 2018)

HARAPAN

Sebuah harapan terkadang membingungkan
Harapan terkadang menyakitkan
Membahagiakan kala tercapainya tujuan
Kecewa kala tak sesuai kenyataan
Harapan manusia tak sesuai janji Tuhan
Berujung kekecewaan
Digantungkan pada sebuah harapan

Merana dalam kesepian
Pengorbanan disia-siakan
Alur yang tak karuan
Harapan... di buat mabuk kepayang
lalu, terhempas ke dasar lautan
Tenggelam...
(Indramayu, 12 September 2018)

RESAH

Resah tiada habisnya
kata-kata seperti tak ada
terbungkam dalam pikiran
egoisme merajai jiwa
Bak racun jingga yang sulit sirna
Semua karena cinta

Tak bisa di tebak akal pikiran
Bisa gila memabukan manusia
Benci terkadang
Bergulat dengan bawah alam sadar
Seperti orang kerdil tanpa pikiran

Mengapa manusia haus akan cinta
berkorban oleh satu kata
hati hancur karena cinta
Adakah aturan yang tertuang?



Sabtu, 07 Juli 2018

MY JOURNEY IN JAKARTA



Aboutcirebon.id
Mungkin ceritaku agak sedikit kaktrok sih, tapi ini hanya sekedar berbagi pengalaman untuk yang pertama kali naik kereta. Oke, aku akan ceritakan dari awal ya. Minggu lalu aku lihat di FB akan ada pameran art dan teater di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Aku ingin sekali hadir karena sudah lama tidak menggauli sastra lagi jadi seolah haus dengan bidang sastra. Maklum, setelah lulus kuliah Pascasarjana aku tidak bekerja dalam bidang sastra. Berhari-hari mikir tuh, hadir atau enggak ya? Ah, aku mencoba nekat aja hadir. Biasanya supirku selalu setia mengantarkan kemanapun aku ingin pergi tapi kali ini, Bapakku menyarankan untuk naik kereta api. Yah, sedih nggak tuh? Di pikir-pikir lagi ya udahlah ya nekat anggap ini pengalaman untukku agar berani sendirian ke Jakarta. Eh nggak sih, Adekku juga ikut. 

Youtube.com
Tanggal 4 Mei 2018 pada hari Jumat aku iseng buka-buka Traveloka, awalnya cuma lihat-lihat paket liburan ke Bali, ke Padang, Jogja. Hehe, maklumlah aku terlalu lama nggak liburan jauh karena belum sempat ada waktu untuk libur panjang. Eh di Traveloka ada tiket kereta api juga, aku buka-buka tuh dari Stasiun Jatibarang ke Jakarta, biar lebih meyakinkan aku nanya ke sepupu yang dekat dengan Cikini itu Jakarta apa. Sepupuku bilang, dari Stasiun Pasar Senen bisa, dari Stasiun Jatinegara juga bisa. Kebetulan di Traveloka ada tuh yang ke Stasiun Jatinegara sekitar jam 6.23 pagi, yang lainnya malam atau nggak dini hari. Aku klik deh untuk booking tiket Pulang-Pergi di Traveloka, isi data diri dan lain sebagainya. Aku memilih kereta Cirebon Ekspress untuk perjalanan Pulang-Pergi. Karena sesuai dengan waktunya. 


Setelah data sudah lengkap tinggal memilih tempat duduk untuk di kereta, duh… aku sempat kebingungan di sebelah mana tempat yang paling cocok dan nyaman, parno aja takut tempat duduknya pisah dengan Adekku. Mikir tuh lama banget sambil tekan tombol tempat duduk, sampe waktunya abis di ulang lagi dari awal deh otak-atik lagi mulai awal isi biodata dan lain sebagainya. Maklumlah aku mah orangnya perfecsionis dan parnoan. Apalagi ini pengalaman baru, pengalaman pertama menggunakan Traveloka untuk naik kereta. Otak-atik tuh lama banget dah pokoknya, kalo aku jadi ticketing mungkin udah di tinggal sama konsumen, hehe…
Udah di klik dan fix tinggal bayar tiketnya aku pilih bayar di alfamart, aku telepon deh Bapak yang lagi di luar rumah untuk cepat pulang buat nganterin aku ke Alfamart karena udah malam kan? Sedangkan waktu pembayarannya diberi waktu sekitar 30 menitan. Eh, setelah Bapak sampe rumah diperlihatkan jadwal kereta yang aku pilih di komplen sama beliau katanya pulangnya kesorean mending cari yang agak malaman aja takut ketinggalan kereta kan Jakarta macet jadi takut nggak kejangkau waktunya. Baiklah aku nurutin aja dah, aku otak-atik lagi tuh aplikasi Traveloka dengan merubah tiket perjalanan pulang yang tadinya 17.20 WIB jadi diganti 20.30 WIB. Fix ini udah aku klik tinggal bayar. Bergegaslah ke Alfamart untuk pembayaran Traveloka. Sudah sampai ke Alfamart untuk bayar tiket sama Masnya di kasih struk pembayaran doang, “loh Mas tiketnya mana? Terus kalo mau Check in gimana caranya?” eh dia bingung “sebentar mbak aku tanya dulu.” Lah…Masnya belum ngerti, di panggilah teman karyawannya. “nanti tunjukin struk pembayarannya aja mbak kalau mau berangkat.”
“Nggak usah pake kode booking gitu?” kataku, eh dia juga masih bingung. “mungkin ini deh mbak kodenya” si mbaknya nunjukin di struk pembayaran. “oh gitu? Makasih” aku bergegaslah pulang dengan pikiran yang masih penasaran dan parnoan, duh…udah bayar kalo nggak jadi berangkat gimana ya. Kan uangnya lumayan gede tuh. Sampe rumah aku otak-atik lagi, eh ada kode bookingnya di bagian pesanan kereta trus juga dapat sms dan email. Baiklah, agak sedikit lega tapi karena aku orangnya parnoan banget sih. Aku googling aja terus menerus gimana caranya cetak tiket mandiri di stasiun, aku juga lihat youtube cara pesan tiket kereta di Traveloka dan cara pembayarannya karena takut salah. Eh, ternyata yang aku lakukan sudah benar. Aku masih parno di keretanya bagaimana duduknya takut salah, masuk keretanya takut salah tujuan.
Hari ini aku googling lagi tuh, tanggal 6 Mei 2018 aku baca-baca cara sudah booking tiket kereta api di traveloka sampe keberangkatan bagaimana. Dan ada salah satu artikel aku baca untuk segera di cetak dan tidak boleh lebih dari 12 jam, waduh…aku parno lagi deh. Aku langsung aja ngajakin Adek yang lagi leyeh-leyeh manja tidur siang untuk pergi ke stasiun. Joslah pergi secepatnya kurang lebih 30 menit sampai di stasiun deh, eh si Adek malah salah parkir motor, nggak ambil karcis parkir terus si adek balik lagi untuk minta dipenjaga parkir. “lah…motor mah nggak usah minta karcis” kata bagian karcis. Ya sudah aku masuk stasiun. OMG…aku melankolis lihat orang pada berpelukan untuk melepas kepergian di kereta. Sedih deh sekaligus lebay sih. Aku mulai fokus lagi ke permasalahan yang sedang aku hadapi, bingung nanya ke siapa ya? Ah, aku dengan pede-nya masuk ke ruangan costumer service, “sudah ambil antrian mbak?” kata siswa yang lagi bertugas PKL (Praktek Kerja Lapangan). “Belum” kataku. “Mari aku anter” serba online deh kali ini, berhubung ini baru pengalaman pertama jadi kelihatannya ribet sih. 

Masuklah aku di bagian costumer service karyawannya ramah, “ada yang perlu saya bantu mbak?” katanya. “begini mbak aku kan sudah pesan tiket di traveloka, nah untuk cetak e-tiketnya di mana ya? Untuk hari Rabu sih tanggal 9 Mei”
“boleh aku cek nomor bookingannya mbak?” aku serahinlah handphone ke si mbaknya.
“oh, mbak nanti nge-klik aja di mesin warna orange
Aku tanya lagi deh, “kalau untuk perjalanan pulangnya bisa ambil e-tiket di stasiun yang sama Mbak?”
“Kalau untuk pulang ambil e-tiket di stasiun yang akan pulang Mbak.” Baiklah aku agak sedikit paham sih prosedurnya.
Aku nurutin si mbak tadi, masih bingung kan ngekliknya gimana, aku suruh aja siswa yang lagi PKL untuk ngetikin, ternyata mudah langsung keluar itu tiket. Karena masih penasaran aku tanya lagi deh sama siswa itu, “Neng kalo udah di cetak nanti tinggal masuk aja ya?”
“Iya mbak tapi ke boarding pass dulu” sedikit siswa itu menjelaskan. Baiklah, aku langsung pulang dan agak sedikit tenang. Eh, sampe rumah nih kepikiran lagi duh…kalo nanti saat keberangkatan bermasalah di boarding pass bisa gawat, nggak jadi gimana? Mungkin aku nih parnonya udah akut ya. Sebelum perjalanan hari Rabu, 9 Mei 2018 mungkin aku masih kepikiran dan nggak bisa tidur terus. Nantikan ya perjalananku ke Jakarta, bermasalah atau nggak? Bismillah lancar. Nanti aku akan cerita lagi setelah hari rabu ya.
Hari Rabu, 09 Mei 2018 sekitar pukul 5.40 WIB aku berangkat dari rumah menuju stasiun dengan keadaan hati yang kacau pikiran parno, butuh waktu 30 menit dari rumah ke Stasiun Jatibarang (Indramayu). Sampailah pada Stasiun Jatibarang dengan diantar oleh Bapak. Lalu kami langsung ke boarding pass, alhamdulillah sampai boarding pass lancar-lancar aja tidak bermasalah, tinggal kepikiran di Stasiun Gambirnya saat pulang nanti. Iya, saya berangkat dari Stasiun Jatibarang-Jatinegara dan pulang dari Stasiun Gambir-Jatibarang. Setelah ke boarding pass aku masuk ke pintu keberangkatan menunggu kereta Cireks (Cirebon Ekspres) tiba, eh ternyata bertemu dengan rekan kerja mengantrakan istrinya pergi ke Jakarta juga dengan gerbong yang sama dan turun di Stasiun yang sama yaitu Jatinegara, agak lega sih turunnya nggak culun-culun amat nanti.
 Waktu menunjukan pukul 6.23 WIB kereta sudah datang, kami berpamitan pada Bapak  ke Jakarta. Kami langsung naik dan mencari tempat duduk, akhirnya kami jadi ke Jakarta. Aku masih aja katrok, di saat penumpang lain bawa makanan di kereta, lah aku dengan cupunya nahan lapar, ya mau nggak mau beli air minum dan makanan di kereta. Aku tengok di samping kananku ibu-ibu yang akan ke pasar Tanah Abang bawa makanan banyak banget, udah gitu berisik banget foto sana-sini dengan teman-temannya. Apa mungkin aku pesannya yang ekonomi bukan eksekutif atau bisnis?
Kurang lebih 2 jam 30 menit perjalanan Indramayu-Jakarta, aku menikmati perjalanan naik kereta. Menikmati kelancaran nggak macet, dihargai, ya karena kalau ada kereta lewat kan mobil, motor di jalan pada berhenti gitu. Setelah 2 jam 30 menit sampailah di Stasiun Jatinegara, turunnya bisa bareng dengan istrinya rekan kerjaku, dan kami berpisah di stasiun karena beliau akan naik KRL sedangkan aku menunggu jemputan sepupu yang siap mengantarkan ke Cikini kebetulan sepupuku ojek online. 
capangker.com
Welcome to Jekartdaah… gitu kan kebanyakan orang kalau on the way Jakarta. Setelah aku telponin, eh ternyata sepupuku sudah sampai duluan. Dia siap mengantarkan aku ke Cikini. Sekitar 30 menitan dari Stasiun Jatinegara ke Taman Ismail Marzuki, di jalan kami ngobrol banyak hal dengan sepupu yang sudah lama nggak pulang karena kesibukan kerja di restoran dan ojek online, nggak kerasa sudah sampai. Sepupuku bilang kalau sudah selesai tinggal hubungi aja nanti bisa di jemput. Baiklah… aku nikmati Taman Ismail Marzuki yang sekian lama baru bisa datang lagi, menikmati seni, sastra yang luar biasa, makan di dekat IKJ dengan soto betawi yang super yahud enaknya.  Adekku sepertinya mulai agak bosen karena dia tidak terlalu suka dengan sastra, dia ingin banget rasain nge-mall di Jakarta. Oke, baiklah… aku googling mall yang dekat dengan Cikini, keluarlah beberapa pilihan dan pilihanku tertuju pada Atrium Plaza. Transportasi cukup dengan transportasi online, mungkin perbedaannya kalau di Jakarta menunggunya agak lama karena di jalanan macet dan bisa jadi tarif di naikan karena macet. 
kumparan.com


Sekitar 10 menit dari Taman Ismail Marzuki ke Atrium, dengan rasa yang dag dig dug karena pertama kali naik transportasi online di Jakarta, pikiran parno menyelimuti pikiranku lagi, karena sempat baca berita di sosial media sebelum berangkat ke Jakarta ada yang di begal dalam taksi online, aku screenshot deh beritanya beserta plat nomor mobilnya. Alhamdulillah, Allah itu Maha baik kami selamat sampai Atrium, Bapak supir taksi online itu mengantarkan sampai depan lobby. Emang dasar katrok banget sih lihat Mall Jakarta murah-murah beli ini, beli itu mumpung di Jakarta kata Adek. Dan Adek bilang ke aku, dia ingin kuliah di Jakarta biar mewujudkan cita-citanya menjadi seorang model. Setelah muter-muter di Atrium tujuan kami berikutnya “Monas” ikon dari kota Jakarta. Abaikan tarif yang di naikan yang penting bisa sampai di tempat tujuan. Pesanlah transportasi online, kami menunggu di Lobby beberapa menit dan cukup lama sih, karena Jakarta selalu macet. 
Dengan plat nomor polisi yang sama seperti yang di pesan kami masuklah dalam mobil, supirnya humble banget ngajak aku ngobrol banyak tentang Jakarta, tentang tempat wisata yang setiap hari senin tutup. Aku jadi tahu kalau hari senin kebanyakan tempat wisata di Jakarta diliburkan, kata Bapak tadi karena hari minggu pengunjung cukup banyak. Aku takut aja di apa-apain di jalan karena aku cupu bukan di daerah sendiri yang tidak tahu jalan. Alhamdulillah, Allah Maha segalanya. Kami sampai di Monas, Bapak tadi menurunkan aku tepat sekali di dekat orang yang akan berdemo, wah… seru sekaligus ngeri sih. Ini pengalaman baru untukku. Kami masuk dari depan IRTI muter-muter nyari pintu masuk ke halaman Monas, jalan kaki sampe pegel banget sih. Nanya ke orang eh malah minta di ajak ikut demo, nanya ke petugas deh akhirnya. Kaki kerasa pegel banget, kami nikmati deh taman monas yang adem banget. Ada yang bersama keluarga, pacar, ada pula yang pepet-pepetan. Hehe… 

Aku kira menuju ke Tugu Monas cuma dengan jalan kaki, ternyata ada kereta yang siap mengantarkan ke Tugu. Udah kaki pegel banget tapi aku nikmati sih keindahan Monas sebagai pusat kota Jakarta. Semakin sore semakin ramai. Ada lagi kendala untuk masuk ke Tugunya gimana, muter-muter nggak ketemu. Kali ini nggak perlu tanya karena di depan aku ada orang yang bertanya duluan. Kami mengikuti dua orang yang juga akan masuk ke Tugu. Eh ternyata masuknya dari bawah tanah, bangunannya sungguh luar biasa sih, ini gimana bangunnya ya sempat mikir juga. Berharap naik sampai ke tugu emasnya tapi cuma bisa sampai cawan karena tiketnya habis. Liburan murah meriah beserta edukasi sih ini, potretnya dapat, edukasinya juga bertambah. Nggak cuma ngerasain capek aja tapi kita punya ilmu yang di dapat. Kami cukup lama menghabiskan di Monas hingga malam. Karena malam di Monas jadi semakin lebih indah sih. Mencari oleh-oleh miniatur Monas yang murah meriah. Setelah Isya kami bergegas ke stasiun, sepupuku menelponku akan jemput di Cikini, eh aku udah di Monas dan dekat dengan Gambir, tap aku lebih memilih taksi online lagi sih karena jalan kaki sudah kerasa capek banget. Supir taksi online-nya juga merasa heran karena jarak antara Monas dan Stasiun Gambir kan dekat, katanya barangkali mau di cancel karena menunggu lama dan terjebak macet. Aku bilang, tetap menunggu aja karena masih lama juga kalau menunggu di stasiun. Ya, jadwal keretaku sekitar pukul 20.30 WIB. Kami menunggu taksi online depan IRTI dengan orang-orang yang juga menunggu, ada pula yang mau ke studio indosiar nonton acara dangdut. 

Setelah beberapa menit datanglah taksi online, dengan supir yang baik orang Bandung. Dia mengantarkan aku dan Adek sampai depan pintu masuk stasiun, Alhamdulillah… kami langsung bergegas mengurus e-tiket di tiket mandiri, lumayan antri karena besok hari libur paskah. Jadi banyak yang mudik. Dengan tangan yang gemeteran aku ngetik kode booking kok susah, eh kata mas yang di belakang, “mbak itu tanda centangnya belum di klik” oh iya aku kurang teliti. Alhamdulillah… sudah di cetak tanpa kendala, tinggal masuk ke boarding pass menunjukan tiket, KTP beserta kartu pelajar Adek. Kami akhirnya masuk dan mencari terminal berapa dengan berulang kali bertanya petugas kami sampai. Petugas kereta yang baik itu sampai menemani aku naik lift hingga sampai lokasi menunggu Alhamdulillah tiada henti mengucap rasa syukur. Kami menunggu dan membeli jajanan untuk oleh-oleh dan ganjal perut di kereta karena sampai Jatibarang sekitar pukul 23.00 WIB. Kami menunggu duduk di kursi di atas peron sambil menikmati lampu Ibukota beserta Ikonnya.
Monas dari Stasiun Gambir
Tidak lama kemudian kereta Cirebon Ekspres datang, kami mencari gerbong 3 ekonomi. Adek dengan semangatnya mencari lalu masuk dan mencari tempat duduk. Sekitar 30 menitan kereta berhenti. Alhamdulillah… mencari tempat duduk tidak sulit. Nomornya pun hampir sama seperti saat berangkat cuma bedanya ketika pulang kereta jalannya mundur itu Adek dibikin terheran-heran dan katanya pusing, perjalanan yang cukup lucu sih ini. 
Setelah perjalanan 2 jam 30 menit kami kembali ke Indramayu dan sampai di stasiun jatibarang lagi dengan selamat, Alhamdulillah… Allah Maha baik senantiasa melindungi. Semoga senantiasa melindungi. Dan perjalanan Jakarta menyimpan banyak cerita dan mungkin tidak perjalanan Jakarta saja, di setiap perjalanan sekalipun pasti banyak menyimpan cerita. Tapi ini yang menurutku menarik saja. Orang-orang Jakarta masih banyak yang baik dan jujur. Bersyukur Alhamdulillah… Pesannya untuk para Traveler tetaplah jaga diri dan selalu minta perlindungan sama Allah. Happy Travelling.